Pengaruh Kemasan (Packaging) Produk Makanan dan Minuman terhadap Minat Membeli oleh Konsumen
Oleh:
Annisa Oktriani*
Di era globalisasi saat ini, persaingan antar perusahaan
untuk meraih konsumennya sangat ketat. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang
mulai memikirkan strategi efektif yang dapat menarik konsumen untuk membeli
produknya. Salah satu cara perusahaan untuk menarik konsumennya adalah dengan
menggunakan kemasan yang menarik. Kalau dahulu kemasan belum menjadi perhatian
utama, namun sekarang banyak perusahaan makanan dan minuman yang mulai terfokus
pada kecantikan, keunikan, kemudahan dan kemenarikan kemasan suatu produk,
karena hal tersebut dapat mempengaruhi minat membeli konsumen.
Saat
ini kemasan produk memang sudah menjadi hal yang penting. Kemasan tidak lagi hanya
berfungsi sebagai wadah pembungkus produk makanan atau minuman agar terhindar
dari kotoran, debu, udara, benturan dan sinar matahari, tetapi juga sebagai
alat promosi dan menarik minat pembeli. Bahkan menurut Raheem, Vishnu, & Ahmed (2014) dengan kemasan, peningkatan penjualan dapat meningkat dan pangsa pasar
dan mengurangi biaya promosi dan pasar. Selain itu, Rundh (2005) dalam Raheem, Vishnu, & Ahmed (2014), menyatakan bahwa kemasan dapat menarik perhatian konsumen terhadap
merek tertentu, meningkatkan citra, dan merangsang persepsi konsumen tentang
produk. Kemudian, kemasan juga menyampaikan nilai khas suatu produk (Underwood,
2003; Silayoi, & Speece, 2007 dalam Raheem, Vishnu, & Ahmed, 2014). Kemasan juga berlaku sebagai alat untuk
diferensiasi dan membantu konsumen untuk memutuskan produk dari berbagai macam
produk paralel, serta kemasan juga merangsang perilaku pembelian pelanggan (Wells,
Farley & Armstrong, 2007 dalam Raheem, Vishnu, & Ahmed, 2014).
Biasanya
konsumen akan cenderung memilih produk makanan dengan kemasan menarik,
dibandingkan dengan produk yang kemasannya polos atau sederhana dan tidak menarik.
Bahkan dengan produk yang sama, namun menggunakan kemasan yang berbeda dapat
mempengaruhi minat pembelian pada konsumen. Sebagai contoh, jika Anda melihat
dodol dengan kemasan sederhana atau polos dengan Anda melihat dodol dengan
balutan kemasan yang menarik, mana yang akan Anda pilih? Tentu Anda akan lebih
memilih dodol dengan kemasan menarik, bukan? Karena Anda tertarik dengan
kemasannya, kemudian Anda penasaran dengan rasanya. Anda cenderung berpikir
bahwa kemasan menarik, maka rasanya juga akan lebih enak, meskipun hal itu
belum tentu. Namun setidaknya hal ini membuktikan bahwa kemasan dapat
mempengaruhi minat membeli konsumen. Seperti yang dikatakan oleh Leonor Crossley
(1995) dalam Abdullah, Kalam, &
Akterujjaman
(2013),
cara setiap produk dikemas dan terlihat dirak toko memainkan peran besar dalam
apakah pembeli tertarik untuk membeli atau tidak membelinya. Jika kemasan
tampak menjemukan dan membosankan, pembeli akan mengabaikan produk dirak dan
mengambil sesuatu yang lain.
Jadi,
apa sebenarnya yang membuat kemasan makanan yang menarik dapat membuat kita
cenderung memilih produk tersebut. Apa sebenarnya faktor-faktor yang membuat
kita berpikir bahwa kemasan tersebut menarik sehingga memutuskan untuk membeli.
Bahkan terkadang bila ada suatu produk baru yang belum
pernah kita dicoba atau kita tidak punya rencana untuk membelinya, namun ketika
melihat produk tersebut memiliki penampilan kemasan yang menarik, terkadang hal
ini mengundang kita penasaran dan tertarik untuk membeli.
Konsumen
melihat suatu produk menarik dapat disebabkan oleh fitur-fitur atau atribut
yang ditawarkan, melakukan perbandingan dengan produk-produk pesaingnya,
reputasi perusahaan yang membuat produk dan teknologi yang digunakan dalam
membuat produk tersebut (Muharam & Sofian, 2011). Yoestini dan Eva Sheilla (2007) dalam Muharam & Sofian (2011) menyatakan
bahwa minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang
membentuk suatu persepsi. Minat pembelian ini menciptakan suatu motivasi yang
terus terekam dalam benak para konsumen dan menjadi suatu keinginan yang sangat
kuat, lalu pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya
sesuai apa yang ada didalam benaknya tersebut.
Menurut
Rita
Kuvykaite (2009) dalam Deliya, & Parmar (2012), ada enam variabel yang harus dipertimbangkan oleh
produser dan desainer saat membuat kemasan efisien, yaitu bentuk, ukuran,
warna, grafis, material dan rasa. Demikian pula, Kotler (2003) dalam Deliya, & Parmar, (2012) yang membedakan enam elemen yang
menurutnya harus dievaluasi ketika menggunakan keputusan kemasan, yaitu ukuran,
bentuk, bahan, warna, teks dan merek. Namun menurut penulis, dari semua variabel
tersebut, warna dan bentuk lebih penting dan biasanya paling banyak
diperhatikan, khususnya oleh anak-anak. Namun ada pula yang mengatakan bahwa
gambar juga memiliki peran dalam kemasan. Goldberg et al. (1999) dalam Deliya,
& Parmar
(2012)
menemukan bahwa ketika adanya pengabaian terhadap tanda-tanda non-verbal
seperti warna, maka perhatian terhadap tanda-tanda verbal dapat ditingkatkan.
Gambar pada kemasan ditekankan untuk menarik perhatian, terutama ketika
konsumen sangat tidak akrab dengan merek produk tersebut.
Ada
berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen, seperti kemasan
warna, desain pembungkus, informasi yang dicetak, gambar latar belakang,
material kemasan, dan inovasi.
a.
Warna
Kemasan
Ketika
pertama kali melihat kemasan suatu produk, maka tentu warna adalah bagian yang
paling mencolok oleh pandangan kita. Bahkan terkadang warna dapat menarik kita
untuk melihat produk tersebut, juga membuat kita dapat mengetahui produk hanya
dengan melihat warna kemasan (jika produk sudah dikenal). Menurut Goffman
(2010) dalam Poturak (2014)
telah dibuktikan bahwa warna memiliki efek yang kuat pada persepsi, oleh karena
itu warna kemasan menjadi hal yang penting. Pilihan warna yang tepat merupakan
faktor penting dalam menciptakan kesan yang diperlukan untuk mempengaruhi merek
dan pilihan produk. Warna kemasan memiliki peran penting dalam membedakan produk
antara suatu perusahaan dengan yang lain.
Cheskin
(1957) dalam Poturak (2014)
mengatakan bahwa pemilihan warna dan kombinasi warna merupakan proses yang
diperlukan untuk menciptakan desain kemasan yang baik. Warna merupakan kunci elemen
dari desain, karena jelas dan memberi kesan. Setiap warna menciptakan makna
yang berbeda sesuai dengan persepsi konsumen. Putih dan warna hitam yang
digunakan untuk membuat kekuatan, merah untuk energi, biru digunakan untuk
kepercayaan, hijau untuk keseimbangan. Selain itu, warna pada kemasan biasanya
juga ditentukan berdasarkan makanan atau minuman tersebut, misalnya makanan
atau minuman tersebut memiliki rasa cokelat, maka biasanya warna pendukung yang
banyak digunakan adalah cokelat dan hitam, jika stroberi maka berwarna merah
dan pink, dan lainnya.
b.
Material
Kemasan
Bahan
kemasan adalah elemen penting yang mencegah produk dari kerugian. Kualitas
bahan tinggi akan menarik pelanggan lebih daripada yang berkualitas rendah
(Shah, Ahmed, & Ahmad, 2013 dalam Poturak, 2014).
c. Jenis Huruf
Huruf
adalah elemen penting dari kemasan yang menarik perhatian pelanggan. Informasi kemasan
dapat menciptakan hasil yang bertentangan. Hal ini dapat menyebabkan informasi
yang menyesatkan atau tidak akurat melalui front kecil dan gaya penulisan padat
yang digunakan pada paket (Deliya, Parmar, & lain-lain, 2012 dalam Poturak,
2014).
Oleh karena itu setiap informasi dalam kemasan harus jelas dan mudah terbaca
bagi konsumen.
d.
Desain
pembungkus
Ulrich
R. Orth (2009) dalam Poturak (2014)
menyatakan bahwa kemasan digunakan untuk mengidentifikasi produk. Hal ini
memainkan peran penting dalam menarik konsumen. grafis eye-catching membuat produk menonjol dirak dan menarik konsumen.
Grafis dapat mempengaruhi melalui warna dan garis yang dicetak pada kemasan
dengan tanda-tanda dan symbol yang diletakkan. Hologram dan kombinasi dari
berbagai bahan dapat mendorong konsumen untuk menyentuh paket, sehingga membuat
konsumen untuk mencoba produk (Rundh 2009 dalam Poturak,
2014).
Apabila desain pada produk rendah, maka ketertarikan konsumen untuk membeli
juga menjadi rendah, dan bila kemasan produk menarik, maka ketertarikan
konsumen dalam membeli juga menjadi tinggi.
e.
Informasi
Tercetak
Informasi
tercetak berisi semua informasi yang berhubungan dengan kualitas produk, harga,
deskripsi yang membantu untuk mengidentifikasi merek. Hal ini membantu
pelanggan untuk membuat keputusan yang tepat dan untuk membeli produk. Ini
adalah salah satu bagian yang paling terlihat dari produk dan elemen penting
dari bauran pemasaran (Shah et al., 2013 dalam Poturak,
2014).
f.
Background Image
Goldberg
(1999) dalam Poturak (2014)
mengatakan bahwa gambar pada produk itu penting agar mereka meningkatkan
perhatian dan meningkatkan keakraban dengan produk tertentu. Background image adalah gambar yang
dibuat dalam pikiran pelanggan yang membantu untuk mengidentifikasi merek
produk. Gambar pada kemasan berupa situasi menarik (pegunungan, pantai, rumah
mewah dan mobil) dapat membantu memicu aspirasi gaya hidup (Rundh 2009 dalam Poturak,
2014).
Banyak
produk makanan yang menggambarkan bahan utama dalam produk tersebut atau rasa
(buah, sayur, seafood, dll) produk
tersebut, misalnya gambar cokelat, kentang, stroberi, keju, jagung dan lainnya.
Tujuannya adalah ingin memberikan gambaran rasa atau kelezatan dari produk
tersebut. Bayangkan jika gambar pada kemasan tidak ada dan hanya berupa tulisan
saja, maka konsumen tidak bisa membayangkan tentang produk tersebut, sehingga
tidak tercipta hasrat atau keinginan untuk mencoba produk tersebut.
g.
Inovasi
Persaingan
ketat setiap produk dalam menampilkan kemasan yang menarik sudah banyak
dilakukan. Bahkan setiap produk berlomba-lomba memberikan inovasi terbarunya
dalam kemasan. Membawa inovasi dalam desain kemasan juga meningkatkan nilai
dari produk dibenak konsumen, seperti mudah terbuka, dapat didaur ulang, mudah
disimpan, breakability, child proof, ramah lingkungan, dll (Shah
et al., 2013 dalam Poturak, 2014).
Sebagai
salah satu contoh dari inovasi kemasan yaitu pada produk susu kental manis
Frisian Flag. Dulunya bagi Saya sulit untuk membuka atau melubangi kaleng susu
kental manis, harus menggunakan alat tajam, karena produk ini ditutup rapat dan
hanya bisa dibuka dengan pisau atau alat pembuka tutup kaleng, namun Frisian
Flag memberi inovasi terbarunya, yaitu klik, tarik, tuang, dimana hal ini
membuat konsumennya lebih mudah dalam membuka kaleng susu. Meskipun terlihat
hal ini terlihat kecil atau sepele, namun nyatanya inovasi tersebut disukai dan
memudahkan konsumen saat mengonsumsinya.
Keunikan
sebuah kemasan produk boleh jadi menjadi nilai tambah dalam menarik minat
konsumen. Kemasan yang unik sulit untuk dijumpai dan hal inilah yang sering
menumbuhkan rasa penasaran dan ketertarikan pada konsumen. Ketika konsumen
melihat kemasan produk makanan atau minuman unik yang belum pernah ditemuinya,
maka muncul keinginannya untuk membeli. Ketika ia membelinya, biasanya konsumen
ingin berbagi informasi atau bercerita kepada teman-temannya. Maka konsumen
tersebut mengambil gambar dengan kamera dan diunggah ke akun sosial medianya.
Dengan tindakan tersebut, maka produk tersebut sudah dipromosikan oleh
konsumen, sehingga akan mendatangkan konsumen-konsumen berikutnya. Dengan
demikian, keuntungan bukan hanya didapat oleh konsumen, tetapi juga didapat
oleh perusahaan tersebut.
Dengan
melihat hal-hal tersebut, tentu kita dapat melihat bahwa kemasan memiliki
pengaruh yang cukup besar dalam mempengaruhi ketertarikat konsumen untuk
membeli. Jika kita lihat sekarang ini, tidak hanya produk industri pangan besar
saja yang mulai gencar menciptakan inovasi kemasan menarik, hal ini juga mulai
diikuti oleh para pelaku usaha UKM atau industry rumah tangga. Nah, jika Anda
adalah seorang pengusaha di bidang pangan, mulailah untuk menciptakan kemasan
produk yang semenarik dan semudah mungkin, sehingga konsumen tertarik dengan
produk Anda dan bisa membawa keuntungan bagi Anda. Namun jangan lupa bahwa
bagaimanapun rasa adalah hal paling penting. Bila kemasan menarik, namun
rasanya tidak seperti yang diharapkan konsumen, maka konsumen bisa jadi tidak
mau membeli produk itu kembali.
Daftar
Pustaka
Abdullah, M., Kalam, A., &
Akterujjaman, S. M. (2013). Packaging Factors Determining
Consumer Buying
Decision. International
Journal of Humanities and Management Sciences (IJHMS) Volume, 1.
Deliya, M. M., & Parmar, M. B.
J. (2012). Role of Packaging on Consumer Buying Behavior
Patan
District. Global Journal of Management and
Business Research, 12(10).
Muharam, A. S., & Sofian, S. (2011). Analisis Pengaruh Desain Kemasan Produk dan Daya
Tarik Iklan terhadap Brand Awareness
dan Dampaknya pada Minat Beli Konsumen (Studi Pada Konsumen Susu Kental Manis Frisian Flag di Kota
Semarang)
(Doctoral dissertation, Universitas
Diponegoro).
Poturak, M. (2014). Influence of
Product Packaging on Purchase Decisions.European Journal of
Social and
Human Sciences, 3(3).
Raheem, A.
R., Vishnu, P., & Ahmed, A. M. (2014). Impact
of Product
Packaging
on
Consumer’s Buying Behavior. European
Journal of Scientific Research, 122(2).
* Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Bakrie