Pertanian Campuran

Pertanian campuran adalah pertanian yang menggabungkan antara pemeliharaan tanaman dan pemeliharaan ternak sekaligus, atau boleh dikatakan bertani sekaligus berternak. Pola pertanian seperti ini banyak ditemukan di negara berkembang seperti di Indonesia. Pada umumnya pertanian campuran di negara berkembang didorong oleh sempitnya luas lahan pertanian, sedangkan di negara berkembang disebabkan perbedaan kualitas tanah sehingga disesuaikan untuk peternakan dan pertanian.

Penggabungan antara peternakan dan pertanian memiliki beberapa keuntungan seperti: kotoran hewan dapat digunakan untuk pupuk; sisa tanaman pertanian seperti jerami dapat digunakan sebagai pakan ternak; tanaman, daging, susu, telur dan wol dapat dihasilkan untuk dijual; jukalau produk pertanian harganya turun dipasaran makan produk peternakan dapat diandalkan, begitu juga sebaliknya.

Jika tanaman yang ditanam setiap tahun dilahan yang sama akan mengakibatkan beberapa unsur hara akan habis. Dengan membiarkan lahan kosong setelah panen dapat mengembalikan unsur tanah namun hal ini tidak menguntungkan petani karena tidak produktif. Dengan sistim rotasi akan jauh lebih mudah untuk mengembalikan unsur hara tanah tanpa harus mengesampingkan aspek produktifitas. Rotasi tanam dapat dilakukan dengan membagi lahan kedalam beberapa kelompok, untuk serelia, umbi-umbian, kacang-kacangan, dan tanaman holtikultur lainnya.

Bacaan:
Bramwell, Martyn (2004) World Farming. Usborne Publishing. London

Postingan Populer