Swa Sembada Pangan Indonesia

Mengomentari penegasan Mentan di Berlin, saya fikir, keberhasilan di level nasional tidak serta merta merupakan prestasi gemilang untuk pertanian Indonesia. Dari dulu kita sebenarnya telah swasembada pangan. Karena konteks swasembada itu adalah stock pangan untuk beberapa waktu tertentu. Secara terminologi swasembada itu berarti dapat memenuhi kebutuhan sendiri. Nah, dari data statistik yang ada (kalau masih bisa di percaya) sebenarnya dengan jumlah konsumsi perkapita dan total produksi kita yang ada, Indonesia dalam kategori swasembada.
Istilah swasembada menjadi lebih tinggi maknanya dari pada food security sendiri. Pertanyaan yang timbul adalah apa sebenarnya permasalahan pertanian Indonesia? sehingga petani tidak bisa keluar dari masalah kemiskinan?
Menarik memang, kalau dilihat, kemiskinan disebabkan oleh beberapa faktor, namun ada hal yang lebih menarik, jika petani mampu menjual dengan harga yang pantas dan konsumen pun dapat membeli dengan harga terjangkau. Kalau boleh meminjam istilah distribusi, mungkin sebagai supply chain management in food perlu di terapkan. Tingginya disparitas harga antara konsumen dan petani membuat konsumen dan petani dalam posisi yang sangat tidak diuntungkan.
Dengan adanya keberagaman bentang alam dan keanekaragaman hayati Indonesia, ini sangat menarik, dimana, dengan pemanfatan dan pengelolaan sumber daya ini, diharapkan pemerintah pusat dapat melihat bahwa, Production is useless when those people still suffer, keberhasilan pertanian adalah jika ketercapaian konsumsi perkapita dapat di tingkatkan baik secara kualitas dengan meningkatkan daya beli masyarakat.

Postingan Populer